Blogger templates


ShoutMix chat widget


.

Social Icons

Pages

Jumat, 10 Agustus 2012

Tekad Seorang Ibu


      Hari ini adalah hari dimana aku mendapat surat keterangan kelulusan smp. Didalam kertas itu tertulis namaku Puspita Nur Andini dengan kata tidak lulus dicoret yang artinya aku lulus. Nilai un yang kudapat lumayanlah bagus, rata –ratanya 35.60 dari 4 mapel. Sebelum aku mendapat skl aku sudah memikirkan matang-matang akan melanjutkan ke sekolah mana.
     Dengan nilai itu memang agak sulit untuk mendaftarkan ke sekolah favorit. Aku pernah memikirkan kalau akan meneruskan ke sma tetapi kalau ke sma maka harus melanjutkan ke perguruan tinggi, padahal jurusan sma untuk mencari kerja sulit. Sedangkan kondisi perekonomian orang tuaku masih rendah mungkin orangtuaku tidak  bisa membiayai kuliahku nanti. Aku sudah memikirkan akan sekolah ke smk, yaitu SMK 33 Jakarta jurusan tata boga, jurusan yang cocok dengan hobiku.
     Aku diterima disekolah itu dan menjalani kehidupan bersekolah seperti teman lainnya tetapi keadaan berubah ketika aku menginjakkan ke kelas dua bulan ketiga. Ayahku meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas. Ayahku yang menjadi tulang punggung keluarga kini telah tiada. Kini ibuku harus bekerja membanting tulang untuk menafkahi aku dan 2 adikku yang masih sd.
     Aku hampir saja berhenti sekolah karena kekurangan biaya dan ini ingin membantu ibuku mencari uang. Tetapi ibuku tetap ingin menyekolahkanku, dia selalu berkeinginan untuk menyekolahkan anaknya setinggi-tingginya. Ibuku tidak ingin aku dan adik-adikku tidak seperti dirinya yang tidak berpendidikan, ibuku selalu beranggapan walaupun hidupnya sulit jangan sampai anak cucunya kelak hidup sulit seperti dirinya. Ibuku selalu berharap anak cucunya kelak akan hidup bahagia dan jauh lebih makmur dari dirinya. Karena tekad yang ditanamkan oleh ibuku itu, aku mulai bertekad untuk sekolah sampai perguruan tinggi bahkan sampai s2.
     Aku mulai menjalankan rencanaku untuk berwirausaha agar dapat membiayai sekolahku. Usaha pertamaku adalah kripik singkong. Bahan baku Singkong berasal dari belakang rumahku. Aku memulainya dengan menjual ke warung-warung dan sekolahku. Aku mengembangkan usaha ini dengan menjualnya ke pasar pagi dimana saat teman sebayaku masih tidur aku sudah harus bangun jam 3 pagi untuk berjualan. Kini aku telah menyelesaikan kuliah s2 ku di jepang dan aku telah membuka cabang usaha dari usaha singkong. Semua ini dapat aku capai karena tekad yang ditanamkan oleh ibuku.

0 komentar:

Posting Komentar